Latest News

Tehnologi Informasi

Posted by MAN 1 Klaten on Sabtu, 23 Oktober 2010 , under | komentar (0)



I. TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Dunia Pendidikan Konvensional Indonesia

Secara umum Dunia Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana yang publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.

Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut. Apabila kita melihat dari sudut pandang nasional atau alias yang umum-umum saja jadi marilah kita lihat apa yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanya bersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, semisalkan dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00 dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian praktek. Pada hal ini bukannya kita menemukan pemerintah berusaha untuk memperbaiki mutu pendidikan melainkan nampak sepertinya pemerintah hendak menjegal generasi kita.

Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.

Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untTuk sistem ini, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman.

B. Penggunaan IT Dalam Dunia Pendidikan

Arti IT bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun hal Pemanfaatan IT ini di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan memasuki milenium ketiga ini.

Padahal penggunaan IT ini telah bukanlah suatu wacana yang asing di negeri Paman Sam Sana. Pemanfaatan IT dalam bidang pendidikan sudah merupakan kelaziman di Amerika Serikat pada dasawarsa yang telah lalu. Ini merupakan salah satu bukti utama ketertinggalan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa di dunia.

Berikut ini ialah sampel-sampel dari luar negeri hasil revolusi dari sistem pendidikan yang berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk menunjang proses pembelajaran mereka:

1. SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang apa yang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi khusus: sekolah harus bisa membuat murid memasuki era informasi instan dengan penuh keyakinan. Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta tentang kehidupan. Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk cetakan. Di seluruh perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video interktif dan CD-ROM-bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam berbagai bentuk: sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum dicetak;foto bisa digabungkan dengan informasi.

2. SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30%

3. Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Bell Atlantic- Sebuah perusahaan telepon di daerah itu membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi. Sebagai gantinya, para guru mengadakan kursus pelatihan akhir minggu bagi orangtua.

Dalam tempo dua tahun, baik angka putus sekolah maupun murid absen menurun ke titik nol. Nilai ujian-standar murid meningkat hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata sekolah seantero New Jersey.

Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya perubahan medasar terhadap peran guru: dari informasi ke transformasi. Setiap sistem sekolah harus bersifat moderat terhadap teknologi yang memampukan mereka untuk belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Dan Teknologi Informasi yang menjadi kunci untuk menuju model sekolah masa depan yang lebih baik.

Namun usaha-usaha dari anak-anak bangsa juga terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam hal penyampaian proses pendidikan dengan penggunaan IT. Semisalnya, baru-baru ini Telkom, Indosat, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan IT untuk pendidikan di Indonesia, dimulai dengan proyek-proyek percontohan.Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung (backbone) bagi pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan serta implementasi-implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan, saat ini Telkom mulai mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN (Integrated Sevices Digital Network) untuk memfasilitasi penyelenggaraan konferensi jarak jauh (teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh.

Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan. IT sangat mampu dan dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara, sebab IT yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Demi penggapaian daerah-daerah yang sulit tentunya diharapkan penerapan ini agar dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.

IMPLIKASI IT DI DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA

e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

A. Pemanfaatan IT Bagi Institut Pendidikan

Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university (e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

Lingkungan Akademis Pendidikan Indonesia yang mengenal alias sudah akrab dengan Implikasi IT di bidang Pendidikan adalah UI dan ITB. Semisalnya UI. Hampir setiap Fakultas yang terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat di akses oleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Contoh lain adalah Universitas Swasta Bina Nusantara juga memiliki jaringan Internet yang sangat mantap, yang melayakkan mereka mendapatkan penghargaan akademi pendidikan Indonesia dengan situs terbaik. Layanan yang disediakan pada situs mereka dapat dibandingkan dengan layanan yang disediakan oleh situs-situs pendidikan luar negeri seperti Institut Pendidikan California atau Institut Pendidikan Virginia, dan sebagainya.

Pada tingkat pendidikan SMU implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMU ini rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi IT belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah.

Selain untuk melayani Institut pendidikan secara khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan secara umum di indonesia. Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan sistem pendidikan di indonesia. situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai wadah untuk saling berhubungan yang dapat menampung semua sektor utama pendidikan. Contoh dari situs ini adalah www.pendidikan.net

Disamping lingkungan pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat memanfaatkan internet guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan. Situs tersebut contohnya seperti google.com atau searchindonesia.com atau sumpahpalapa.net

Inisiatif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di luar institusi pendidikan formal tetapi masih berkaitan dengan lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sudah ada adalah situs penyelenggara “Komunitas Sekolah Indonesia”. Situs yang menyelenggarakan kegiatan tersebut contohnya plasa.com dan smu-net.com

B. IT Sebagai Media Pembelajaran Multimedia

Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.

Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 - 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia layanan Virtual University ini adalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang ini Virtual University layanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun diharapkan di masa depan Virtual University ini dapat menggunakan teknologi yang lebih handal semisal Video Streaming yang dimasa mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yang diimpi-impikan oleh setiap ahli IT di dunia Pendidikan. Virtual School juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu dasawarsa ke depan.

Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:

. Akses ke perpustakaan;

. Akses ke pakar;

. Melaksanakan kegiatan kuliah secara online;

. Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;

. Menyediakan fasilitas mesin pencari data;

. Meyediakan fasilitas diskusi;

. Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah;

. Menyediakan fasilitas kerjasama;

. Dan lain - lain.

C. Kendala-Kendala Pengimplikasian di Indonesia

Jika memang IT dan Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.

Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.

Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Institut-institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.

Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.

Hubungan Al-Quran Dengan Ilmu Pengetahuan

Posted by MAN 1 Klaten on Jumat, 22 Oktober 2010 , under | komentar (0)



Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.

Sebagai contoh ayat di bawah:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]

Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.

Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)

Langit yang mengembang (Expanding Universe)

Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.

Gunung yang Bergerak

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)

Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia

“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Diselamatkannya Jasad Fir’aun

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]

Foto Fir'aun Ramses 2Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.

Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).

Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan

Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]

Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.

Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”

Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.

Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah.

Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.

”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]

Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:

”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An Nisaa’:82]

Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.

Pengetahuan Islam

Posted by MAN 1 Klaten on , under | komentar (0)



Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana yg dicerminkan dalam
wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. tsb diatas. Begitu
besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga setiap orang Islam
baik laki2 maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu. Sabda Nabi :
"Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan" (HR.
Ibnu Abdil Bar).
Dimanapun ilmu berada, Islam memerintahkan untuk mencarinya. Sabda Nabi :
"Carilah ilmu meskipun di negeri Cina" (HR Ibnu 'Adi dan Baihaqi).

Menuntut ilmu dalam Islam tidak berhenti pada batas usia tertentu, melainkan
dilaksanakan seumur hidup. tegasya dalam hal menuntut ilmu tidak ada istilah
"sudah tua". Selama hayat masih dikandung badan, manusia wajib menuntut ilmu.
Hanya caranya saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
masing-masing.
Perintah menuntut ilmu sepanjang masa ini diterangkan dalam Hadits Nabi Saw.
"Carilah ilmu sejak buaian sampai ke liang ladah".

*******
Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya dibanding
dengan yg tidak berilmu. Atau dgn kata lain, kedudukan mulia tidak akan dicapai
kecuali dengan ilmu.
Firman Allah Swt. : "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman
diantara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al
Mujadilah : 11)
Dan firman Allah Swt. :
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui" (Az-Zumar : 9).

sementara itu, penghormatan terhadap penuntut ilmu dijelaskan pula dalam
beberapa Hadits Nabi Saw. diantaranya :
"Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu rumah Allah, sambil membaca al
Qur'an dan mempelajarinya kecuali mereka dinaungi oleh para malaikat, mereka
diberikan ketenangan, disirami rahmat dan selalu diingat Allah".

"Sesungguhnya, malaikat akan meletakkan sayapnya (menaungi) pada pencari ilmu
karena senang apa yg sedang dituntutnya".

Menurut hadits tsb diatas, tempat-tempat majlis ilmu itu dinaungi malaikat,
diberikan ketenangan (sakinah), disirami rahmat dan dikenang Allah di
singgasana-Nya.

Begitulah penghormatan yg diberikan kepada orang-orang yg menuntut ilmu
pengetahuan itu.

Ilmu Memperkuat Iman
---------------------------------
Ilmu pengetahuan dapat memperluas cakrawala dan memperkaya bahan pertimbangan
dalam segala sikap dan tindakan. Keluasan wawawasan, pandangan serta kekayaan
informasi akan membuat seseorang lebih cenderung kepada obyektivitas, kebenaran
dan realita.
Ilmu yg benar dapat dijadikan sarana untuk mendekatkan kebenaran dalam
berbagai bentuk. Tentunya bagi seorang muslim, dibalik wajah-wajah kebenaran
itu tersirat kebenaran yang mutlak adalah Allah Swt. Zat mutlak Pemilik
Kebenaran. Dengan kata lain, ilmu yang benar mendorong seseorang beriman kepada
Allah Swt. Zat Yang Maha Benar. Bahkan lebih dari itu, ilmu yg benar dapat pula
memperkuat dan meningkatkan keimanan seseorang. Ilmu dapat memperkuat iman, dan
iman melahirkan kepatuhan dan tawadhu' kepada Allah Swt.
Firman Allah Swt. :
"Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini al-Qur'an itulah yang hak
(petunjuk yang benar) dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepada-Nya" (al Hajj : 54).

Dari salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud : "Dari Abu
Darda' berkata, saya mendengar Rasulallah Saw. bersabda : 'Kelebihan seseorang
alim dari seseorang 'abid (banyak ibadah) seperti kelebihan bulan pada
bintang-bintang".

Menurut hadits ini orang yg berilmu melebihi dari orang yg banyak ibadah
laksana bulan melebihi bintang-bintang.
Ilmu manfaatnya tidak terbatas, bukan hanya bagi pemiliknya. Tapi ia membias
ke orang lain yg mendengarkannya atau yang membaca karya tulisnya. Sedangkan
ibadah manfaatnya terbatas hada pada sipelakunya.

Ilmu atasar dan pengaruhnya tetap abadi dan lestari selama masih ada orang
yang memanfaatkannya, meskipun sudah beberapa ribu tahun. Tetapi orang yg
melakukan shalat, puasa, zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap diberi
pahala oleh Allah Swt., akan tetapi semua ini segera berakhir dengan
berakhirnya pelaksanaan dan kegiatan.

Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal dunia, semua amalnya terputus kecuali
tiga : sedekah jariah, ilmu yg bermanfaat dan anak saleh yg selalu mendo'akan
kedua orang tuanya" (HR. Muslim).

Peradaban Ilmu Tehnologi

Posted by MAN 1 Klaten on , under | komentar (0)



Sebelum kita lebih jauh mengenal teknologi, maka kita perlu mengetahui makna dari "ilmu pengetahuan". Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai segala "data" dan "informasi" yang diberikan atau disediakan oleh Allah SWT kepada manusia, baik melalui ayat kauliyah-Nya (ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitab-Nya, Al Qur'an), dan ayat kauniyah-Nya (ayat-ayat Allah yang ada di sekitar kita, alam semesta, termasuk diri kita sendiri). Kemudian manusia melakukan penelitian terhadap kedua hal tersebut.
Berbagai eksperimen, percobaan, dan sejenisnya dilakukan oleh manusia untuk mencari ilmu-ilmu yang disediakan Allah namun belum diketahui. Terkadang, usaha tersebut menghasilkan ilmu baru yang belum pernah ada sebelumnya, atau hanya sekedar menghasilkan pengalaman. Pengetahuan yang berdasarkan itu semua merupakan pengetahuan yang ilmiah. Bila seorang manusia dapat mengambil hikmah dari proses "eksperimen" dan analisa terhadap ilmu pengetahuan ini, maka itu disebut sebagai "knowledge".

Namun tidak sedikit dari manusia yang gagal meraih hikmah dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang dianugerahkan oleh Allah SWT.

Sejak masa lalu, manusia senantiasa melalukan hal-hal tersebut, seperti eksperimen, penelitian, percobaan, menyimpulkan, dan seterusnya. Selama melakukan hal tersebut, ada yang jujur, ada pula yang tidak. Sudah banyak tokoh-tokoh yang bermunculan terkait dengan ini. Misalnya Al Khawarizmi dengan ilmunya yang hingga kini terkenal, yaitu Algoritma. Atau Ibnu Sina dengan ilmu kedokterannya, dan sebagainya. Ada juga contoh dari negeri lain, misalnya Isaac Newton yang namanya diabadikan untuk satuan berat/bobot (Newton), Archimedes, Galileo, dan lain sebagainya. Manakah yang jujur dan manakah yang tidak? Silakan Anda baca sendiri sejarah yang berhubungan dengan tokoh-tokoh tersebut. Namun harap berhati-hati, jangan salah baca buku sejarah, karena ada juga buku sejarah yang tidak jujur alias tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Dari ilmu pengetahuan dan "knowledge" ini, manusia menghasilkan ilmu rekayasa (engineering, atau kejuruteraan, teknik) yang berkembang di berbagai bidang. Beberapa bidang yang berkembang dalam rekayasa ini antara lain bidang aerospace, agrikultur, komputer, kimia, industri, sipil, perangkat lunak, dll. Dengan ilmu pengetahuan dan rekayasa ini, lalu berkembanglah berbagai teknologi. Akhirnya, muncullah teknologi diberbagai bidang, antara lain teknologi pesawat terbang, teknologi nuklir, teknologi audio video, teknologi elektronik, dan sebagainya.

Teknologi adalah sebuah terminologi yang berasal dari Barat / Yunani, yaitu "technology". Dia merupakan penerapan atau implementasi dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini antara lain untuk pemecahan suatu masalah (problem solving), untuk menghasilkan suatu produk, dan sebagainya.

Namun seiring dengan awal perkembangan teknologi yang berasal dari Barat, maka seringkali teknologi dikaitkan dengan ide-ide "kebarat-baratan" atau "Western", seperti Demokrasi, Freedom, Free market ekonomi, pergaulan bebas, dan sebagainya. Contohnya tidak perlu jauh-jauh, misalnya komputer atau internet. Kedua perkembangan teknologi ini seringkali 'ditunggangi' dengan ide kebarat-baratan tesebut. Sebagaimana kita ketahui, salah satu hal yang turut "mendukung" perkembangan internet adalah pornografi. Pornografi sendiri merupakan hasil budaya permisif dari Barat yang menghalalkan penampakan aurat dan perbuatan zina. Maka ketika internet masuk ke Indonesia, seolah-olah budaya pornografi tersebut "harus" turut masuk ke Indonesia.

Contoh lain misalnya televisi, di mana televisi seringkali memuat pesan-pesan hegemoni Barat. Pesan-pesan hegemoni Barat tersebut dapat kita rasakan melalui tayangan-tanyangan film atau iklan. Film yang menyampaikan "pesan" hegemoni barat tidak melulu film Barat, tapi juga film produk dalam negeri yang muatannya bahkan lebih barat dari orang barat. Dan tidak sedikit dari film dalam negeri tersebut yang merupakan jiplakan total dari ide barat.

Dari sini, saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa, kita kebanyakan sulit membedakan antara teknologi dan peradaban. Atau bisa jadi yang terjadi bukanlah sulit membedakan, tapi kita tidak sadar ketika menikmati teknologi itu sekaligus kita juga menikmati peradaban Barat. Padahal kita tahu, itu bukanlah identitas kita, itu bukanlah tuntunan bagi seorang muslim.

Teknologi dan peradaban seringkali dijadikan sebuah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seakan-akan teknologi yang berasal dari Barat tidak bisa dipisahkan dengan peradaban Barat itu sendiri. Maksudnya, ketika kita menerima sebuah teknologi, seringkali kita merasa tidak bisa menerimanya tanpa menerima nilai-nilai peradaban barat di dalamnya. Padahal teknologi dan peradaban adalah dua hal yang terpisah. Kita perlu membedakan antara teknologi yang diciptakan oleh para ahlinya dengan peradaban barat itu sendiri.

Peradaban Barat berarti demokrasi, liberalisasi wanita, kebebasan tanpa batas, kapitalisme, kejahiliyahan, dan sebagainya. Semuanya itu adalah nilai-nilai, muatan, cara hidup, atau way of life yang dimiliki oleh peradaban Barat. Sedangkan Teknologi adalah satu hal yang lain lagi (sudah di bahas di atas).

Teknologi adalah suatu hal yang bebas nilai, dia hanyalah sebagai alat, sebagai media. Muatan atau nilai yang terkandung di dalamnya tergantung dari siapa yang ada di balik teknologi tersebut. Manakala teknologi dipegang oleh kebathilan, maka tidak heran jika sering menjadi suatu hal yang merusak dan menghancurkan. Bahkan bukan tidak mungkin, teknologi itu akan meruntuhkan peradaban barat itu sendiri, atau sebaliknya. Tapi manakala teknologi itu dikendalikan oleh al haq (kebenaran), maka insya Allah dia akan menjadi rahmat bagi seluruh semesta Alam. Di sini saya juga ingin mengatakan bahwa ukuran sebuah negara maju jangan semata-mata hanya dilihat dari perkembangan teknologinya. Selain dilihat dari perkembangan teknologi, juga harus dilihat dari nilai-nilai yang dimiliki oleh negara tersebut.

Dari uraian di atas, maka seharusnya kita juga sudah bisa menilai apakah saat ini kita sedang dalam proses modernisasi ataukah westernisasi.

Lalu, dari sini kita bisa runut beberapa bentuk sikap penerimaan ummat terhadap perkembangan teknologi. Ada beberapa sikap yang ditampakkan oleh ummat ketika menghadapi teknologi, yaitu:

1. Menerima secara totalitas (tanpa filterisasi)
2. Menerima dengan filterisasi
3. Menolak mentah-mentah

Dari ketiga sikap di atas, ada dua kutub ekstrim sikap penerimaan, yang satu menerima secara membabi buta (totalitas), dan yang satu lagi menolak mentah-mentah. Bagi yang menerimanya secara totalitas, maka dia berarti juga menerima nilai-nilai peradaban Barat. Sehingga tanpa sadar orang ini menjadi agen-agen penyebaran nilai-nilai Barat. Orang ini tidak bisa membedakan antara teknologi dengan nilai-nilai peradaban. Atau bisa jadi orang ini mengerti akan perbedaannya, namun dia menderita penyakit inferior atau minder, sehingga "rela" (jika tidak ingin dikatakan terpaksa) menerima nilai-nilai peradaban Barat dan turut menyebarkannya.

Sedangkan bagi yang menolaknya secara mentah-mentah, maka ini adalah model sikap yang tertutup. Mungkin orang ini memiliki idealitas, tapi sayangnya dia tidak mau menerima realitas. Padahal ilmu (hikmah) itu adalah hak setiap muslim, di mana saja ia menjumpainya, maka di sanalah dia berhak untuk mengambilnya. Dan Islam memberi kebebasan dan tidak mengekang akal dalam hal memikirkan fenomena alam, meningkatkan martabat ilmu dan ahlinya, serta ramah terhadap setiap orang yang mampu menyumbangkan kebaikan dan faedah.

Sehingga, sikap yang baik adalah dengan memilah-milah terlebih dahulu, manakah yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mana yang tidak. Lalu apa barometer yang dapat kita gunakan dalam memilah-milahnya? Allah SWT berfirman:

"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS. Al Baqarah: 185)

Maka, Al Qur'an lah sebagai filternya.

Bila kita berbicara pada tataran ideal, maka setiap muslim seharusnya berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah, tidak bisa tidak. Dua pedoman ini harus menjadi "basic" bagi siapapun, setelah itu baru spesialisasi sesuai bidangnya masing-masing.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur'an dan Sunnah adalah rahmatan lil'alamin, rahmat untuk semesta alam. Maka apabila seorang ilmuwan, engineer, mahasiswa, dan seterusnya, berpegang teguh pada dua pedoman ini, maka teknologi yang dihasilkan niscaya berguna untuk semesta alam. Karena teknologi yang dihasilkan juga diiringi dengan muatan-muatan Rabbani yang mensejahterakan ummat manusia, menjunjung tinggi nilai keadilan, dan bersahabat dengan lingkungan. Oleh karena itu, marilah kita tanamkan dalam diri kita keimanan yang mantap, lalu beramal mengaplikasikan ilmu pengetahuan - ilmu pengetahuan tersebut untuk mengembangkan teknologi yang rahmatan lil'alamin.

Dengan demikian, antara teknologi dan peradaban dapat saling mendukung satu sama lain. Perkembangan teknologi mendukung perkembangan peradaban, demikian juga sebaliknya. Harapan kita, seiring dengan perkembangan teknologi yang "rabbani" turut mempercepat perkembangan peradaban Islam yang dijanjikan Allah SWT, demikian pula sebaliknya. Amin.

Bumi Adalah Surga

Posted by MAN 1 Klaten on , under | komentar (0)



kita semua manusia, memiliki tanggung jawab yang sama atas jiwa raga diri dan jiwa raga bumi ini, karena diri dan bumi yang kita cintai ini telah diamanatkan pengaturan, pengendalian, pengelolaan dan kelestariannya kepada manusia, bahkan jika manusia menyadari kodrat jatidiri yang sesungguhnya, maka manusia pun akan mengetahui, memahami dan menguasai rahasia kekuatan yang bersemayam di alam bawah sadarnya, bahwa di dalam diri manusia terdapat kesempurnaan sistem energi yang berfungsi sebagai pusat sistem pengaturan dan pengendalian energi bumi alam semesta raya ini.
Bahkan jika manusia mau menelusuri dan menjelajahi Alam Bawah Sadarnya, maka manusia pun akan melihat, mendengar dan merasakan sedang berada di sebuah pusat laboratorium sistem pengaturan dan pengendalian energi bumi dan alam semesta raya, dimana semua peralatan yang ada di dalam laboratorium tersebut, seluruhnya menggunakan teknologi yang maha canggih. Dan kami yakin bahwa teknologi tersebut, kelak pasti terwujud secara nyata di bumi ini. Karena teknologi yang maha canggih tersebut sangat logis, ilmiah, sistematis, matematis, dan realistis untuk diwujudkan di kehidupan nyata di bumi ini.
Berbagai teknologi yang maha canggih tersebut, kami menyebutnya sebagai TEKNOLOGI KEHIDUPAN SURGA, karena seluruh kecanggihan teknologi tersebut sama sekali tidak berdampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia, justru menjadikan manusia semakin bertambah usia semakin kuat dan kokoh, dan seluruh kecanggihan teknologi tersebut benar-benar menjadi fasilitas kenikmatan bagi seluruh manusia dan unsur kehidupan bumi yang lainnya.
Formula dan konsep teknologi kehidupan surga yang maha canggih, yang tersimpan di alam bawah sadar manusia yang telah kami pahami adalah :

  • Teknologi pengaturan tata udara, iklim dan cuaca bumi
  • Teknologi pengendalian bencana alam
  • Teknologi pengaturan tata cahaya alam semesta raya
  • Teknologi yang menjadikan sistem energi manusia, sebagai :
    • a. Sistem koneksi dan telekomunikasi yang tercepat dan tercanggih
    • b. Teknologi untuk membuka data memory bumi, berupa data perjalanan hidup manusia dari masa yang terdahulu, saat ini dan yang akan datang.
  • Teknologi yang memanfaatkan energi grafitasi bumi sebagai energi transportasi darat, laut dan udara.
  • Konsep pemerintahan dan peradaban bumi yang dipimpin oleh seorang Khaisar Bumi, yang pasti adil, arif dan bijaksana sehingga seluruh manusia yang hidup di bumi ini pun merasakan ketenangan, kebahagiaan, kejayaan dan kemulyaan tertingginya sesuai dengan derajat kedudukan yang didasarkan pada tugas dan peran kehidupan manusia yang sesungguhnya.
  • Teknologi pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, perdagangan, bisnis dan lain-lain teknologi yang sangat canggih yang bisa anda pahami dan kuasai konsep dan energinya, jika anda telah menguasai energi alam bawah sadar anda.
Bagaimana manusia bisa menguasai energi alam bawah sadarnya, sehingga terbukalah seluruh rahasia kehidupan bumi, rahasia kehidupan langit, rahasia kehidupan dzat illahi tuhan yang maha segalanya, dan rahasia kehidupan surga yang kekal dan abadi?
Pertama, manusia harus berani mendobrak dan menguburkan seluruh doktrin, dogma dan paradigma yang telah merugikan dirinya sendiri, karena paradigma atau keyakinan manusia sangat berpengaruh terhadap kinerja energi dalam diri manusia, menjadi energi positif atau negatif dalam diri manusia sangat bergantung pada keyakinan atau paradigma akal pikiran manusia, karena akal pikiran manusia adalah pusat pengaturan dan pengendalian energi di dalam diri manusia dan energi bumi alam semesta raya, yang semuanya saling terkoneksi dan saling keterkaitan.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang telah dikodratkan jatidirinya sebagai kholifah atas diri dan kholifah atas bumi alam semesta raya ini, karena manusia diberi kesempurnaan akal pikiran, agar dengan rasio akal pikirannya, manusia pun mampu mengatur dan mengendalikan energi di dalam dirinya, agar menjadi energi yang bermanfaat bagi kelangsungan dan kenikmatan hidup bagi diri, dan bagi diri-diri yang lainnya, karena tujuan sejati setiap diri manusia adalah kehidupan surga yang kekal dan abadi, maka tentu antara kehendak rasa, rasio dan raga haruslah selaras, tidak berseberangan atau bertentangan.
Sebagai contoh, Paradigma manusia yang mewajibkan dirinya mengalami kematian, adalah paradigma yang sangat merugikan diri sendiri dan bertentangan dengan kehendak sejati manusia, yaitu terwujudnya kehidupan surga yang kekal dan abadi, karena dengan paradigma ini otomatis menyebabkan kontra energi di dalam diri manusia, di satu sisi energi bekerja untuk mewujudkan kematian bagi diri manusia, dengan menggerogoti jiwa dan raga manusia, sehingga fungsi sistem energi di dalam diri manusia pun menjadi lemah dan rusak, bahkan cenderung error sistem sampai terjadinya kematian bagi manusia.
Di sisi lain energi bekerja untuk mewujudkan kehidupan surga bagi dirinya, namun karena keyakinan manusia terhadap kematian sangat kuat, ditambah dengan paradigma manusia yang meyakini bahwa kehidupan surga hanya bisa didapatkan melalui pintu kematian, maka otomatis energi yang bekerja di dalam diri manusia pun berfungsi mempercepat terjadinya kematian bagi diri manusia.
Tentu akan berbeda kinerja energi dalam diri manusia, jika manusia berkeyakinan bahwa kehidupan surga yang kekal dan abadi pasti bisa didapatkan di kehidupan bumi alam semesta raya ini, walaupun manusia meyakini adanya kematian, namun energi yang bekerja di dalam diri manusia akan cenderung berfungsi untuk mewujudkan kehidupan surga bagi diri manusia, karena otomatis rasio dan raga manusia akan berusaha untuk mewujudkan kehidupan surga bagi dirinya di bumi ini. Apalagi Jika keyakinan manusia mewajibkan dirinya untuk bisa hidup kekal dan abadi, minimalnya manusia memiliki keyakinan dan rasa percaya diri yang kuat, bahwa kematian itu adalah kehendak diri, bukan kehendak siapa pun, karena diri lah yang berkuasa atas nyawa dirinya, sehingga manusia pun dengan penuh percaya diri mentargetkan umur untuk bisa exist hidup di bumi ini, bukan kematian yang datang merenggut nyawa manusia dengan seenaknya sendiri, tanpa ada ijin dari manusia yang berkuasa atas nyawa dirinya.
Dari sini sebetulnya sangat jelas sekali, bahwa jatidiri manusia sangat lemah dan rapuh, bahkan sama sekali telah kehilangan kodrat jatidiri kemanusiaan yang sesungguhnya, yang seharusnya lebih tinggi dan lebih mulya dari malaikat sang pencabut nyawa yang telah dengan seenaknya mencabut nyawa manusia.
Jadi sebetulnya kematian itu adalah kehendak manusia itu sendiri, dari paradigma dan keyakinannya sendiri. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa terjadinya kematian itu diluar kesadaran jatidiri manusia yang sesungguhnya, sehingga kematian pun menjadi suatu momok yang sangat menyedihkan, mengerikan dan menakutkan bagi diri manusia itu sendiri, padahal manusia itu sendiri yang telah mewajibkan adanya kematian bagi dirinya. Sungguh sangat ironis sekali, manusia mewajibkan kematian bagi dirinya, namun manusia juga berjuang dan berusaha dengan segala dayanya untuk menghindari kematian, sehingga berbagai sistem, konsep, ilmu dan peralatan teknologi pun diciptakan untuk mempertahankan existensi hidup manusia di bumi ini. Yang paling lucu adalah, dengan dalih untuk perlindungan, keselamatan, keamanan, ketenangan dan ketentraman hidup, manusia berlomba-lomba menciptakan berbagai teknologi persenjataan yang sangat canggih untuk membunuh sesamanya. Apakah itu yang disebut dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi, jika hanya untuk membunuh dirinya sendiri? Apakah itu yang disebut dengan peradaban tinggi manusia?
Sungguh kebodohan dan kesesatan telah melanda akal pikiran manusia di seluruh dimensi kehidupan manusia di bumi ini. Dan ini semua berawal dari adanya paradigma dan keyakinan manusia yang keliru, sehingga sistem energi yang ada di dalam diri manusia pun berbalik fungsi, yang seharusnya manusia memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang semakin sempurna, namun yang terjadi justru sebaliknya, manusia semakin lemah, rapuh, bodoh dan tidak tahu arah tujuan hidupnya.
Sehingga manusia pun hanya bisa berharap dan berdoa untuk mewujudkan kehidupan surganya. Padahal sudah jelas-jelas bahwa doa dan harapan kehidupan surga telah dipanjatkan oleh para leluhur pendahulu manusia sejak puluhan ribu tahun yang silam, dan sampai detik ini belum terwujud secara realita nyata di bumi ini, namun sampai saat ini pun masih menjadi keyakinan dan paradigma manusia tentang adanya kehidupan surga yang kekal dan abadi setelah terjadinya kehancuran bumi alam semesta raya atau kiamat. Sungguh kasihan sekali manusia-manusia yang telah mati ribuan tahun yang lalu masih harus mengalami siksa kubur sampai detik ini, karena masih menunggu terjadinya kiamat untuk bisa masuk dan merasakan kehidupan surga yang kekal dan abadi. Dimana letak keadilan tuhan manusia itu, padahal dosa yang diperbuatnya hanyalah seumur hidup di dunia ini yang mungkin hanya ratusan tahun namun harus mengalami siksa kubur ribuan tahun. Apakah keyakinan dan paradigma tersebut akan terus dipertahankan? Dimana rasa tahu diri dan rasa syukur manusia, jika tidak bisa melihat, mendengar dan merasakan bahwa hamparan bumi yang maha luas ini adalah taman kehidupan surga yang kekal dan abadi, sehingga manusia pun masih mengharapkan kehidupan surganya di tempat yang lain? Sehingga manusia pun menggantungkan doa dan harapan kehidupan surganya di langit, dengan senantiasa menengadahkan wajah dan tangannya ke langit. Sungguh sangat kerdil sekali jiwa manusia yang sudah diberi kesempurnaan wujud dan gerak rasa, rasio dan raganya dalam kesempurnaan sistem energi di dalam dirinya, tapi manusia masih merengek dan menghiba untuk kehidupan surganya.
Manusia berbicara kehidupan surga, yang masih fatamorgana karena masih berwujud doa dan harapan. Padahal kehidupan di bumi ini adalah kehidupan surga yang realita nyata, karena seluruh kebutuhan hidup manusia semuanya tersedia di bumi ini, tapi manusia berparadigma bahwa kehidupan di bumi ini hanyalah sementara, hanyalah tempat untuk mempersiapkan bekal kematian untuk menghadap Sang illahi Pencipta dan Penguasa bumi alam semesta raya ini. Apakah benar bahwa Sang illahi Pemilik, Pencipta dan Penguasa Bumi alam semesta raya ini membutuhkan bekal amal ibadah manusia, sedangkan seluruh kerajaan langit dan bumi adalah milikNya?
Bukan kah kehidupan surga itu jauh lebih sempurna jika bisa dirasakan secara lahir dan bathin, dibandingkan hanya dengan bathin atau selepas nyawa dari raga? Tentu ibarat orang hanya bisa membayangkan suatu kenikmatan tanpa merasakan secara langsung dengan jiwa dan raganya, dan tentu hanyalah sebuah khayalan jika manusia makan buah-buahan segar tanpa menyentuh dan memakan buah-buahan yang bisa dirasakan secara lahir.
Marilah kita sebagai manusia yang telah dianugerahi kesempurnaan akal pikiran, menggunakan akal pikiran tersebut untuk mengendalikan dan mengatur energi bumi alam semesta raya ini, dimulai dari setiap diri dengan mengendalikan energi alam yang menjadi situasi dan kondisi permasalahan diri (resah, gelisah, susah sedih, miskin duafa, cemas kuatir, bimbang ragu, tidak percaya diri, sakit, sulit, pahit, pailit, mudah tersinggung, amarah, benci, dendam, dan lain-lain yang merupakan wujud neraka kehidupan), karena sesungguhnya dimensi situasi dan kondisi permasalahan diri manusia adalah dimensi rasa diri (napsu diri), dimana jika manusia larut dalam rasa negatifnya maka neraka kehidupan lah yang didapatkan, namun jika manusia mampu menggunakan rasio akal pikirannya untuk mengendalikan rasa negatifnya menjadi rasa yang positif, minimalnya menjadi rasa yang netral, maka manusia pun tidak akan jatuh dalam neraka kehidupan ini.
Marilah kita sama-sama menjadi tuhan bagi diri sendiri, yang berkuasa atas jiwa dan raga diri sendiri, Jangan biarkan malaikat sang pencabut nyawa dengan seenaknya mencabut nyawa kita sebagai manusia yang memiliki derajat kemulyaan tertinggi atas mahluk-mahluk lainnya, jadikanlah mereka para malaikat sebagai pelayan-pelayan atas kehidupan surga yang kita miliki, karena sesungguhnya para malaikat, iblis, siluman, jin dan kehidupan bathin lainnya adalah wujud dari berbagai situasi dan kondisi yang menjadi permasalahan hidup manusia, mereka kehidupan bathin diberi tugas oleh YANG MAHA MEMILIKI KERAJAAN LANGIT & BUMI, untuk menguji JATIDIRI MANUSIA YANG SEJATINYA ADALAH SEBAGAI PEMILIK BUMI ALAM SEMESTA RAYA INI. Ujian Jatidiri tersebut adalah penentu atas Derajat Kedudukan Manusia, yang sesungguhnya telah ditentukan berdasarkan Tugas & Peran Kehidupan Sejati yang dibawanya sejak manusia diturunkan di bumi ini, agar manusia menjadi kholifah atas dirinya dan kholifah atas bumi ini. Karena sesungguhnya manusia adalah wujud dan gerak tuhan yang maha sempurna dibandingkan dengan mahluk lainnya (binatang, tumbuhan, air, api, tanah, angin, awan dan cahaya yang ada di langit).
Marilah kita wujudkan harapan dan doa kita, yang merupakan rangkuman doa dan harapan para leluhur pendahulu kita, berupa kehidupan surga yang kekal dan abadi di bumi yang maha sakti kekal dan abadi ini, dengan senantiasa menggali potensi kekuatan yang ada di dalam diri, yaitu kekuatan ENERGI ALAM BAWAH SADAR YANG MAHA DAHSYAT. Dengan masing-masing diri menggali potensi kekuatan yang ada di dalam dirinya, maka tentulah setiap diri akan disibukkan dengan mengembalikan jatidiri sejatinya masing-masing, sehingga dengan demikian tidak akan sempat untuk mengoreksi atau menyalahkan orang lain, sehingga setiap diri pun akan menyadari akan tugas dan perannya masing-masing, biarlah jika ada yang berbuat jahat atau salah maka HUKUM ENERGI ALAM yang akan menghukum dengan keadilanNya.
Dengan kesibukkan mengembalikan Jatidiri Sejatinya masing-masing, maka secara otomatis kehidupan manusia akan tertata dengan sendirinya, karena Jatidiri Manusia telah ditentukan Tugas dan Perannya masing-masing, sehingga tidak mungkin akan salah posisi derajat dan kedudukannya masing-masing.

Global Warming

Posted by MAN 1 Klaten on , under | komentar (0)



Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).